Tag
(intermission)
dan, tibalah saat dimana YATIM itu menjadi peran dalam perubahan hidup kami. menjadi angin segar di tengah panasnya hidup.
desas-desus keberadaan kami di tengah-tengah hutan, sepertinya di ketahui oleh orang baik.
sehingga berdampak yang sangat postif dikehidupan kami. mulai dari intensitas orang dermawan yang sering berkunjung kerumah kami, hingga kemudahan kemudahan lain. yang sangat tidak terlupakan adalah, kami mendapat beasiswa untuk sekolah dasar di wilayah saya. alhasil, saya dan saudara saya yg lainnya bisa bersekolah dengan tidak perlu memikirkan biaya dan lain lain. setelah SD, kami masih berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. lagi-lagi, jalan itu selalu ada. dan bermuaralah kami di puncak tertinggi, yakni SMK. sebuah kedudukan status pendidikan yg kala itu sangat teramat mustahil dan tak terbayangkan bisa menyandang status pelajar SMA. kami rasa sudah cukup di SMK. untuk berikutnya benar-benar kami tidak bisa berharap banyak dan memaksakan kehendak. KULIAH adalah realitas yg tak mungkin terjadi. akhirnya, kakak saya memilih untuk bekerja dan tidak melanjutkan kuliah. saya? masih terjebak diantara keinginan dan kenestapaan.
hanya bisa membathin kembali, “seandainya ayah masih hidup,seandainya tidak yatim”.
selalu begini, persis seperti sebuah film yg alur ceritanya sangat kontras dengan perencanaan matang, ya saya rasa Allah merencakan yg maha dahsyat dibalik kepesimisan hambanya. . lagi-lagi, Allah membuka jalan bagi saya, saya mendapat rekomendasi beasiswa untuk melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di lampung. tetesan air mata haru sangat deras kala itu. tak terbendung dan memang saya biarkan mengalir. dan yang tak kalaha dahsyatnya, sepanjang saya kuliah, setiap semester,saya selalu mendapatkan beasiswa . mulai dari beasiswa berprestasi, tidak mampu, karya ilmiah dan lain-lain. hingga saya saat ini menjadi seorang sarjana.
tahukan temen temen sekalian, ada rangkaian cerita yang sengaja terputus. yang tidak saya kaitkan dengan judul diatas dalam ceritanya yakni tentang “the power of YATIM”. saya sengaja membuat rangkuman kesimpulannya secara terpisah, karena ini sangat amatlah pentngmenurut saya untuik di bagi. peranan YATIM di kehidupan saya adalah, utama sekali. saat itu saya tidak peduli saya di kategorikan orang miskin, layak di bantu dll. yang jelas, ketika itu kami sangat membutuhkan sesuatu. yaitu perubaha hidup. dan itu di awali dengan sebuah status pemberian ayah, YATIM. beberapa rangkuman peran YATIM yang sangat besar dalam kehidupan saya antara lain :
– kami mendapatkan tempat tinggal rumah, kebun dan hasil pertanian lainnya karena juragan china ini adalah kenalan ayah semasa hidupnya. entah merasa iba atau balas budi, yang jelas status yatim menjadi alasan utamanya untuk kami bisa layak dibantu. meski status kami menumpang ditanahnya, kami hidup hampir 17 tahun di sana. waktu yg teramat lama untuk sebuah tumpangan. dan kami berterima kasih untuk itu. (terima kasih kepada bapak PimPing)
– kami (5 orang) bisa masuk SD sampai SMP dengan bantuan gratis/beasiswa dari pihak sekolah setempat. kepada bapak poniran, kepala sekolah MI Nurul HIkmah, dan bapak MUrsalin kapala sekolah MTs nurul hikmah. terima kasih kami ucapkan atas bantuannya. peranan status yatim sudah jelas di sini, kami mendapat beasiswa karena memang khusus bagi anak yatim yang tidak mampu.
– terima kasih juga saya sampaikan kepada pihak SMKN 3 Bandar lampung. juga guru-guru yang sangat berperan telah membantu kami. bu Netty ,pak surya dan bu tuty. yang telah bersedia membantu kami memberikan beasiswa kepada kami. lagi-lagi peran Yatim sangat amat berperan aktif dsini. hampir setiap persyaratan pengajuan beasiswa harus melampirkan surat keterangan tidak mampu, dan status yatim selalu menjadi sorotan utama dalam mempertimbangkan layak atau tidaknya dalam proses seleksi beaisswa.
– kepada bapak RT/KELUARAHAN terima kasih yang sudah selalu sabar memberikan rekomendasi rekomendasinya kepada banyak pihak. pernyataan-pernyataan tentang keluarga yatim yg layak untuk mendapatkan pengayoman. akhirnya saya bisa berkuliah di IAIN Raden Intan lampung. hampir setiap 3 bulan sekali saya selalu membuat rekomendasi beasiswa/bantuan di kelurahan . dan sebagian besar, selalu rekomendasinya berhasil. terima kasih sekali lagi.
dan yang paling penting, saya ucapkan terima kasih banyak kepada ayahanda ku tercinta. masih sangat terngiang ditelinga ketika ibu menceritakan tentang ayah semasa hidupnya, ayah pernah berkata ” jika boleh meminta kepada Tuhan, ayah lebih baik yang didahulukan untuk meninggal dunia, karena jika ibu duluan. ayah tidak tau bisa kuat atau tidak menjalani hidup tanpa ibu dan anak-anak bisa terbengkalai “. dan kenyataannya, meski ayah sudah tidak ada didunia. tapi peran ayah sangat masih melekat dikehidupan kami. pemberian status yatim adalah warisan yang tersembunyi. warisan yang tak dikehendaki. juga sebenernya warisan yang tak ingin di syukuri . tapi untuk sekarang ini, kami hanya ingin mengatakan:
YATIM bagi kami adalah sebuah ironi. tapi menyimpan banyak misteri. sungguh kami tidak bermaksud ingin bersyukur dengan meninggalnya ayah. krna kami yakin, jika ayah masih hidp, kehidupan kami jauh lebih baik dri ini. tapi kami berterima kasih kepada Tuhan, Yatimmu, menyelamatkan kami pada jurang keputusasaan hidup. ayah, meski kau telah meninggal. tapi kau sebenarnya adalah peran utama dan terbesar dalam kehidupan kami. dan ALLah pastinya diatas segala gala.
i love you ayah |