SURAT KECIL DARIKU, UNTUK DIRIKU DI MASA DEPAN
Hai,aku,,
Ini suratmu, dari dirimu yang kau tulis di masalalu. Saat engkau membaca ini, sudah di pastikan aku masih hidup mulai dari ditulisnya surat ini pada 03 Januari 2020.
Mulanya aku ingin menulis surat untuk diriku di masalalu, tapi ku pikir untuk apa? Toh tidak akan sampai padanya. jadi ku putuskan untuk mengirim surat ini ke masa depan, untuk kau-untuk aku yang akan datang. Semoga surat ini tidak di sia-siakan dan semoga aku tidak terlalu bodoh untuk melupakan masalalu.
Apakabar kau saat ini,diriku? Sepertinya kebiasanmu tetap terjaga, engkau adalah orang yang mengakrabi malam. Persis seperti menulis surat dimalam ini. Malam yang penuh kenikmatan. nikmatnya bisa membayangkan tentang kebahagian, juga tentang kebahagiaan dalam menikmati kenyataan. Jujur, aku penasaran, seperti apa wujud nyata diriku saat membaca surat ini di masa depan. Hei diriku, yang sedang membaca di masa depan, apakah aku sudah mencapai mimpi –mimpi? Sastrawan terkenal misalnya? Atau penulis buku Best seller? Ah.lupakan.. ku takut kau menertawai.
Hai aku, semoga kau dimasa nanti tidak terlalu pikun, setidaknya ingatlah masa dimana kau menulis surat ini. Jika kau khawatir tidak mengingatnya,ku tuliskan disini,tapi tidak banyak,karena ku terlalu lelah, disini sudah larut malam : 01:20 Tanggal 03 Januari 2020, aku menulis surat ini agar kau tidak melupakan masa lalumu, masa yang telah terlewati dengan banyak kenangan. Tapi jika ternyata ada yang harus dilupakan, semoga itu adalah hasil kesepakatan kita bersama,antara masalalu dan masa depan,demi kedamaianmu di hari nanti. Tapi aku dimasa depan, sebaiknya jika ada yang ingin kau lupakan, pilihlah dengan hati yang tenang dan hati-hati. Tidak semua kisah sedih harus hilang, bagaimanapun juga apapun kisah yang kita lalui telah membentuk pribadi kita yang sekarang dan akan datang, bukan? Semoga kau masih tidak keras kepala mendengarkan petuah hati sendiri. Jika bukan aku yang kau dengar? Siapa lagi?
Aku yang akan datang, semoga kau tidak berat menjalani kehidupan. Semoga kau sehat selalu. Ketahuilah, dimasa ini, aku tidak terlalu rutin minum air mineral, olahraga pun jarang, apalagi tidur malam tidak tepat waktu. Sungguh, semoga kau dimasa depan tidak banyak mengeluh, kuatlah. Aku tak ingin kau menyesal dengan kebiasan-kebiasan ini, ku hanya berharap semoga kau di masa depan sudah tumbuh makin dewasa berfikir untuk kesahatan daripada aku saat ini.
Hei, aku di masa depan. Usiamu makin bertambah. Apakah kau masih menjalani hoby yang sama?
Aku yakin kau kesulitan membagi waktu antara keluarga dan diri sendiri. Tapi aku sungguh penasaran, apakah aku masih menyukai nonton drama di laptop saat kebosanan melanda atau masihkan menulis sesuatu yang tidak penting di blog pribadimu? Mungkin saja kau berubah haluan menyukai hal lain, Arisan tanah atau Balapan Ferrary mungkin? bisa jadi..
Aku di masa depan,tahukan engkau? Di masa ini ku sedang mencita-citakan untuk menjadi seorang dosen teladan,dosen yang dicintai para anak didiknya, ku ikhtiari saat ini melanjutkan master pendidikanku. Kemudian, ku menyepakati dengan istri, Maksimal 5 Tahun dimulai dari sekarang,kami bisa Umrah, mengunjungi negeri korea dan waktu terdekat adalah memiliki rumah idaman dengan type minimalis tapi menyenangkan. Apakah cita-cita itu semua sudah terwujud saat kau membaca surat ini dimasa depan? Smoga kau sedang menangis terharu atas terwujudnya smua keinginan kita. Dan dengan rasa bangga,kau menceritakan semua yang telah kau gapai itu pada anak anak. Zein Revolusi & Jingga (anak perempuan masa depan yang ku idamkan,sudahkah lahir?).
Aku dimasa depan, berharap kau sedikit lebih bersabar, saat ini kehidupanku sedikit agak rumit, tapi semoga tidak membuatku sulit untukku menemuimu. Maafkanlah untuk ini dan jangan kau khawatirkan aku. aku tidak akan menyerah. Tenanglah sebentar,aku yakinkan padamu aku pasti datang. Masadepan, satu keyakinanku kau adalah masa sesetianya kesetiaan, tapi kau begitu misteri . Tentang seperti apa bentukmu, seperti apa rasaku ketika menemuimu. tentang sebahagia apa diriku saat dimasamu. masih adakah rasa yang ku rasakan seperti saat ini ? perasaan sakitnya. Oh masa depan,
tak sabar ingin ku ceritakan semua tentang perjalanan ini . Tentang lelahnya kaki melangkah, tentang sakitnya badan tak tertahan, tentang rumitnya pikiran tak tergambarkan. semua demi dirimu, demi membuktikan bahwa proses ini tidak akan sia-sia. kau pernah menjanjikan kesemua orang, dengan usaha yang sempurna dengan tekad yang kuat, juga ibadah yang utama , bisa dan pasti menjumpai dirimu. Diriku yang ku idamkan dimasa depan, betulkah itu? pastikah itu?
Diriku di masa depan, mana mungkin engkau tidak berubah sama sekali. Sudah pasti kau akan tumbuh semakin dewasa. Masa mudamu,masa ini memang pantas dikenang dengan indah. Diriku yang sekarang sedang berusaha menikmatinya sepenuh hati agar kau tak akan menyesal di kemudian hari. Ku terus belajar, bersosialisasi dengan banyak manusia, Membekali diri dengan wawasan baru, berusaha meraih impian kita dan memantaskan diri.
sebagai penutup surat, Aku menulis 2 pesan untukmu : Pertama, Seberapapun kesuksesan yang kau raih, sekecil apapun itu, syukurilah. Karena kau telah melewati perjuangan besar dan perjalanan yang terjal. Walaupun badai kehidupan semakin kencang menerjang. Dongakkan kepalamu, tegakkan badanmu dan jangan pernah menyerah. Jadilah Pria yang kuat, ayah yang hebat, suami yang tegar. Diriku!. Kedua, orang -orang yang saat ini siap dan bersedia memotivasi, mengarungi kehidupan bersama, jangan sekali-kali kau lupakan mereka, jangan kau tinggalkan. izinkanlah mereka nanti bisa bersama denganmu , mereka adalah istriku,anak-anakku,keluarga besarku, sahabat-sahabatku,guru2ku,teman seperjuanganku. semuanya..
dan jangan lupakan pula, jadikan pembenciku saat ini sebagai bagian yang juga merasakan kebahagianku nanti,mereka adalah orang-orang yang telah menyadarkanku tentang betapa cinta tak akan terkalahkan dengan kebencian . kasihanilah mereka.
Untuk masa yang tak bisa ku bayangkan, terima kasih sudah membaca surat ini, terima kasih sudah bertahan…